Menindaklanjuti persebaran Covid-19 yang telah menjadi pandemi global, pemerintah Indonesia turut memberlakukan peraturan social distancing kepada masyarakat dan dilanjutkan dengan PSBB. Di antara imbas kebijakan tersebut yaitu berlakunya sistem bekerja dari rumah–bagi beberapa bidang pekerjaan–serta sekolah dari rumah untuk seluruh jenjang pendidikan.
Zoom dan Isu Privasi
Berbagai cara digunakan oleh pelaku usaha serta pendidikan untuk turut menyukseskan program tersebut, salah satunya penggunaan aplikasi Zoom untuk meeting maupun kegiatan belajar-mengajar. Kualitas gambar dan suara yang bagus, serta kapabilitas menampung 100 partisipan dalam sekali pertemuan 40 menit, menjadi nilai lebih Zoom yang diincar banyak kalangan. Tentu saja, semua itu bisa digunakan secara gratis. Jika berlangganan versi berbayar, Anda bisa membuat pertemuan virtual dengan lebih banyak partisipan serta waktu yang lebih lama.
Di antara keluhan yang sering didengar dari pengguna Zoom yaitu kemungkinan masuknya penyusup tak diundang dalam pertemuan mereka. Dengannya, penyusup dapat mengunduh konten-konten yang dibagikan partisipan Zoom. Selain itu, terdapat pula suatu kasus pencurian data profil pengguna Zoom yang lantas disebarkan melalui media sosial.
Isu privasi ini telah menjadi perhatian internasional sehingga beberapa negara besar mulai melarang penggunaan aplikasi tersebut. Pihak Zoom sendiri menganggap serius lubang keamanan ini dan berkomitmen mencari solusi atas permasalahan tersebut. Mereka akan menahan peluncuran fitur-fitur baru sampai permasalahan sekuriti dan privasi ini dapat diselesaikan.
Menggunakan Zoom secara Aman
Secara umum, Zoom memiliki banyak kelebihan yang membuat konferensi, pertemuan, ataupun proses belajar-mengajar dapat berjalan lancar. Terkait isu privasi, Zoom masih dapat menjadi andalan selama konten/isi pembicaraan tidak terkait masalah sensitif. Artinya, ketika menggunakan Zoom, Anda menyadari bahwa pembicaraan Anda merupakan hal lumrah yang tidak perlu dipermasalahkan jika terdapat penyusup yang menyadap pembicaraan.
1. Hindari Pembicaraan Rahasia
Hindarilah penggunaan Zoom untuk pembicaraan sensitif, misalnya tentang pemerintahan atau rahasia negara. Adapun, untuk menghindari penyalahgunaan data partisipan, hindari pencantuman data-data sensitif pada profil Zoom.
2. Aktifkan Menu Waiting Room
Selain itu, masalah privasi juga dapat diantisipasi dengan mengaktifkan fitur Waiting Room. Dengannya, seseorang yang ingin bergabung dalam sebuah konferensi haruslah menunggu terlebih dahulu di Waiting Room. Selanjutnya, host hanya memberikan izin bergabung untuk para tamu yang memang terkonfirmasi sebagai peserta pertemuan.
Fitur Waiting Room memang tidak langsung aktif by default. Oleh karenanya, tidak heran jika banyak pengguna Zoom yang melewatkan fitur ini.
3. Update Zoom Versi Terbaru
Kabar baiknya, Zoom menyatakan bahwa fitur password dan Waiting Room kini menjadi default mulai awal April 2020. Selain itu, beberapa fitur sekuriti juga telah ditambahkan. Anda hanya perlu meng-update Zoom ke versi terbaru.
Mengaktifkan Waiting Room secara Manual
Jika ternyata fitur Waiting Room Anda belum aktif, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
- Sign in ke akun Zoom dan pilih menu Setting
- Klik In Meeting (Advanced)
- Temukan pilihan Waiting Room
- Aktifkan tombol di sebelah menu Waiting Room
- Setelah menu Waiting Room aktif, Anda dapat memilih dua opsi, yaitu (1) mengirim semua peserta ke Waiting Room atau (2) hanya akun eksternal yang dikirim ke Waiting Room. Sebagai host, Anda bisa memberikan izin kepada peserta internal yang Anda pilih untuk menerima para partisipan di Waiting Room.
Mudah, bukan? Isu privasi pada Zoom bukan berarti Anda harus meninggalkan Zoom sama sekali. Untuk beberapa kepentingan, Zoom masih dapat menjadi pilihan. Tentunya, dengan tetap menjaga keamanan dan privasi masing-masing. Semoga sekuritas Zoom semakin baik sehingga dapat dimanfaatkan untuk lebih banyak kepentingan.
You must log in to post a comment.