Seorang perancang sistem kontrol merupakan seseorang yang tidak boleh melupakan sejarah. Dari sejarah, atau catatan masa lalu, seseorang bisa mengambil pelajaran dan mengusahakan yang lebih baik. Demikianlah pula yang tercermin dalam kinerja seorang perancang sistem kontrol.
Dalam sistem kontrol, seorang insinyur merancang proses di dalam sistem agar masukan sistem dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan. Pertama kali, keluaran sistem mungkin belumlah seperti yang diharapkan. Oleh karena itulah, keluaran memberikan umpan balik pada masukan untuk kemudian dipertimbangkan di dalam sistem. Umpan balik inilah sejarah yang harus diperhatikan oleh perancang. Mengabaikan sejarah berarti berpotensi mengulangi kesalahan yang sama tanpa mengambil pelajaran.
Pola pikir seorang perancang sistem kontrol sudah selayaknya dapat diadopsi juga untuk kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari sejarah, seseorang dapat mengetahui kelebihan atau kekurangan suatu usaha/tindakan. Selanjutnya, pelajaran yang diambil memberinya pandangan yang lebih luas agar tidak mengulangi kekurangan yang sama.
Sistem Kendali dalam Mengadapi Pandemi
Pandemi saat ini bukanlah hal yang pertama kali dialami oleh penduduk bumi. Dalam waktu yang hampir teratur, pandemi tampaknya menghantam warga bumi ini. Meski masa depan merupakan suatu hal yang gaib, tidaklah berlebihan jika beberapa tahun yang lalu sebagian kalangan telah memprediksi kemungkinan terjadinya wabah global di tahun 2020. Meski demikian, pandemi ini ternyata tetaplah terjadi dan menjadi ujian penduduk bumi saat ini. Inilah takdir, yang tidak dapat dihindari bagaimana pun manusia telah memprediksi dan mencoba menghindari.
Meski pandemi tetap tersebar, kita masih bisa mengambil pelajaran dari perilaku masa lalu sampai pandemi ini berakhir. Berikut di antaranya.
1. Bagi seorang muslim, sudah selayaknya nasihat serta tuntunan Rasulullah dan para sahabatnya menjadi pedoman utama dalam menghadapi wabah. Pertama kali, jika Anda tinggal di daerah wabah, hindarilah berkunjung ke daerah lain yang belum terkena wabah (memiliki kasus lebih sedikit dari daerah asal Anda). Demikian pula sebaliknya, jika Anda bukan dari daerah wabah, tahanlah dulu keinginan mengunjungi daerah wabah.
2. Seorang sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengibaratkan wabah sebagai api dan manusia adalah bahan bakarnya. Oleh karena itu, ketika terjadi wabah, beliau mengimbau agar manusia saling menjauh satu sama lain agar wabah tidak semakin menyebar. Hal ini dilakukan sampai wabah berhenti sebagaimana padamnya api. Konsep ini kini dikenal sebagai physical distancing. Kita berusaha tetap tinggal di rumah, menjauhi khalayak, kecuali untuk hal-hal yang benar-benar diperlukan.
3. Diperintahkan untuk menutup gelas-gelas atau bejana-bejana makanan serta tempat air di malam hari agar wabah tidak memengaruhi makanan/minuman yang kita konsumsi.
4. Senantiasa mengikuti protokol kesehatan yang digalakan oleh para ahli kesehatan. Protokol dalam interaksi sesama manusia, juga protokol yang harus dilakukan saat keluar rumah atau baru pulang kembali ke tempat tinggal.
Manusia Hanya Bisa Berusaha
Apabila usaha maksimal telah dijalankan, tetapi ternyata penyakit tetapmenghampiri, kesabaran merupakan hal yang dituntut. Jalanilah prosedur perawatan/pengobatan yang dianjurkan tanpa menyembunyikan informasi yang diperlukan petugas kesehatan, sambil tetap berserah kepada Sang Pencipta. Semoga dapat menjadi jalan yang meringkankan beban kelak di hari kiamat.
Dengan mengambil hikmah dari sejarah, kita mulai kehidupan baru bersama ujian kesehatan abad ini. Kita berusaha mengendalikan persebaran wabah agar tidak semakin melejit. Semoga kita semua dilindungi dari berbagai marabahaya.
You must log in to post a comment.