Penting dalam Automasi, Ini Perbedaan Programming dan Scripting

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan suatu proses automasi, dari automasi secara mekanik hingga pengendalian secara digital yang melibatkan aktivitas coding. Adapun, ketika berbicara tentang coding, kita akan mengenal pula istilah program serta skrip. Dengan program serta skrip, berbagai perintah dan pengaturan dapat diaplikasikan untuk menjalankan rancangan automasi yang diharapkan.

Programming vs Scripting

Secara umum, aktivitas membuat skrip sebenarnya merupakan bagian dari pembuatan program. Namun, secara khusus, programming dan scripting memiliki batas jelas yang membedakan keduanya. 

1. Perangkat

Untuk dapat menjalankan suatu bahasa pemrograman, suatu sistem harus dilengkapi dengan aplikasi ataupun mesin yang mendukung berjalannya program tersebut. Sebagai contoh, agar dapat menjalankan program berbahasa Java, komputer harus memiliki Java Virtual Machine (JVM) serta Java Development Kit (JDK). Adapun, komputer tidak perlu menginstal aplikasi khusus untuk dapat menjalankan skrip. Sering kali, browser saja sudah dapat menjalankan skrip.

2. Produk yang Dihasilkan

Bahasa pemrograman akan menghasilkan program, sementara bahasa skrip akan menghasilkan skrip. Bahasa pemrograman dapat digunakan untuk membuat aplikasi atau program yang berdiri sendiri, tetapi tidak demikian dengan bahasa skrip. Biasanya, skrip dijalankan dengan cara disisipkan pada program yang telah berjalan. 

3. Proses Running

Agar dapat dijalankan, program perlu di-compile terlebih dahulu. Adapun, skrip dapat langsung dijalankan tanpa melalui proses compile. Hasil scripting dapat langsung terlihat begitu skrip selesai ditulis. Kesalahan pada skrip dapat langsung diketahui dengan tidak berjalannya hasil skrip yang tengah dituliskan.

4. Pengaruh Kesalahan Kode

Apabila terdapat kesalahan pada sebagian program, seluruh hasil programming tidak akan dapat dijalankan. Pesan-pesan error akan muncul pada saat proses kompilasi dan hasil pemrograman tidak dapat ditampilkan. Seluruh error harus diperbaiki terlebih dahulu sampai hasil kompilasi bersih. Sementara itu, kesalahan pada proses scripting tidak akan memengaruhi skrip secara keseluruhan. Skrip yang salah sajalah yang tidak akan ditampilkan hasilnya. Adapun, skrip-skrip yang benar akan tetap dapat berjalan sebagaimana perintah dan logika yang diterapkan.

5. Kompleksitas

Dari segi kompleksitas, bahasa skrip relatif lebih mudah dipelajari daripada bahasa pemrograman. Untuk dapat membuat program, seseorang harus memahami konsep bahasa pemrograman yang dipelajari serta memiliki pengetahuan tentang berbagai macam algoritma. Adapun, skrip dapat dipelajari seorang awam cukup dengan memahami syntax dari bahasa skrip tersebut. Selain itu, syntax dari bahasa skrip sendiri juga relatif lebih sederhana dan mudah dipahami daripada syntax bahasa pemrograman.

Dalam proses automasi, bahasa pemrograman maupun bahasa skrip sama-sama sering digunakan tergantung dari jenis aktivitas yang diinginkan. Di antara bahasa pemrograman yang sering digunakan misalnya Java, C, dan C++. Adapun, beberapa contoh bahasa skrip yang populer digunakan dalam proses automasi misalnya Phython, Ruby, serta PHP.

About the author

Penulis lepas dan editor buku yang menyukai teknologi dan matematika. Latar belakang dari bidang Teknik Elektro memberikan warna khas pada tulisan-tulisannya. | Instagram: @kirana.kirei